Ngeri! Olahraga Bisa Picu Kematian Mendadak jika Alami Gangguan Jantung Ini
![]() |
Ilustrasi. Serangan jantung saat berolahraga. (Foto: Dok. Supawatpunnanon/Canva) |
TAJAM.NET — Di balik manfaat besar dari aktivitas fisik, tersimpan risiko yang jarang disadari yakni kematian mendadak saat berolahraga. Fenomena ini bukan sekadar mitos, melainkan fakta medis yang patut diwaspadai, terutama bagi mereka yang rutin menjalani latihan berat atau olahraga intens.
Salah satu penyebab utama dari kejadian tragis ini adalah kardiomiopati, yakni gangguan serius pada otot jantung. Ironisnya, banyak penderita kondisi ini tampak sehat dan bugar hingga akhirnya mengalami gejala yang fatal—seperti pingsan mendadak atau gagal jantung saat berolahraga.
“Banyak pasien kami adalah individu muda dan aktif yang tiba-tiba pingsan saat olahraga atau merasakan detak jantung tidak beraturan. Setelah diperiksa lebih lanjut, ternyata mereka mengidap kardiomiopati,”
jelas Dr. Tang Hak Chiaw, Konsultan Senior Kardiologi di Novena Heart Centre Singapura, pada Senin (23/6/2025).
Apa itu kardiomiopati?
Kardiomiopati adalah kondisi medis yang memengaruhi struktur dan fungsi otot jantung. Penyakit ini sering kali tidak menunjukkan gejala jelas di awal, sehingga banyak orang tak menyadari bahwa jantung mereka menyimpan masalah serius.
Dalam kondisi normal, jantung berfungsi memompa darah secara stabil ke seluruh tubuh. Namun pada penderita kardiomiopati, fungsi ini bisa terganggu, apalagi saat tubuh dipaksa bekerja lebih keras—misalnya saat olahraga berat.
Jenis olahraga seperti lari jarak jauh, latihan interval intens, atau sepak bola seringkali memicu stres fisik pada jantung. Jika seseorang mengidap kardiomiopati, hal ini bisa memicu aritmia (gangguan irama jantung) hingga henti jantung mendadak.
Gejala yang sering diabaikan
Banyak kasus menunjukkan bahwa kematian mendadak akibat kardiomiopati sebenarnya bisa dicegah. Kuncinya adalah deteksi dini. Sayangnya, gejala awal kardiomiopati kerap diabaikan atau dianggap sepele.
Beberapa tanda yang patut diwaspadai antara lain:
- Mudah lelah saat olahraga ringan
- Sesak napas yang tidak wajar
- Detak jantung tidak beraturan
- Pusing atau hampir pingsan secara tiba-tiba
“Pemeriksaan jantung sebaiknya tidak hanya dilakukan saat ada keluhan, tapi juga sebagai bagian dari skrining rutin, apalagi jika aktif secara fisik atau punya riwayat keluarga,” imbau Dr. Tang Hak Chiaw.
Jenis-jenis kardiomiopati yang berbahaya
Berikut adalah tiga jenis kardiomiopati yang paling umum dan berisiko tinggi menyebabkan kematian mendadak jika tidak ditangani secara tepat:
1. Hipertrofik kardiomiopati (HCM)
Jenis ini ditandai dengan penebalan otot jantung, terutama di bagian ventrikel kiri. Penebalan ini dapat menyulitkan aliran darah keluar dari jantung dan memicu gangguan irama jantung. HCM merupakan salah satu penyebab utama kematian mendadak pada atlet muda.
2. Dilated kardiomiopati (DCM)
Pada kondisi ini, ruang jantung melebar dan otot jantung melemah sehingga tidak mampu memompa darah secara efisien. Penderita DCM sering mengalami sesak napas, kelelahan ekstrem, dan pembengkakan di bagian tubuh tertentu.
3. Arrhythmogenic Right Ventricular Cardiomyopathy (ARVC)
Merupakan jenis yang lebih jarang, namun sangat berbahaya. Pada ARVC, sel otot jantung secara bertahap digantikan oleh jaringan lemak atau parut, meningkatkan risiko aritmia berbahaya. Kasus ARVC banyak ditemukan pada atlet yang meninggal mendadak saat bertanding.
Siapa yang paling berisiko?
Meskipun siapa pun bisa terkena kardiomiopati, ada beberapa kelompok yang memiliki risiko lebih tinggi, antara lain:
- Atlet muda yang sering menjalani latihan intensif
- Individu dengan riwayat keluarga penyakit jantung
- Mereka yang memiliki kelainan genetik tertentu
- Orang dengan gaya hidup tidak sehat, meski tampak bugar
Mengapa deteksi dini penting?
Menurut data medis global, banyak kasus kematian mendadak saat olahraga bisa dicegah melalui pemeriksaan kesehatan rutin, khususnya tes jantung seperti EKG atau echocardiogram. Pemeriksaan ini bisa mendeteksi kelainan jantung sejak dini, bahkan sebelum gejala muncul.
Di banyak negara, skrining jantung sudah menjadi prosedur wajib bagi atlet profesional. Namun bagi masyarakat umum, kesadaran ini masih tergolong rendah.
“Olahraga memang penting untuk kesehatan, tapi kita juga harus memastikan kondisi jantung kita siap untuk itu. Jangan tunggu ada gejala, lakukan pengecekan dini,” tambah Dr. Tang.
Kapan harus ke dokter?
Segera konsultasikan ke dokter jika Anda merasakan:
- Jantung berdebar hebat tanpa sebab
- Nyeri dada saat beraktivitas
- Pingsan tiba-tiba, terutama saat olahraga
- Sesak napas yang muncul mendadak
Konsultasi dengan dokter spesialis jantung dapat membantu menentukan apakah perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut atau tidak.
Kematian mendadak saat olahraga memang terdengar mengejutkan, tapi bukan tidak bisa dicegah. Memahami gejala kardiomiopati dan melakukan deteksi dini bisa menyelamatkan nyawa. Jangan tunggu hingga terlambat—jaga jantung Anda sebelum berolahraga.