 |
| Ilustrasi. |
TAJAM.NET - Upaya pemerintah dalam memberantas judi online selama ini dinilai belum efektif. Hal ini dikarenakan fokus utama masih tertuju pada pemblokiran iklan, strategi yang terbukti tidak mampu menjerat para bandar.
Pakar keamanan siber, Alfons Tanujaya, dalam sebuah acara diskusi daring, Rabu (26/6/2024), mengungkapkan strategi yang lebih jitu untuk memukul para bandar judi online.
"Memblokir iklan itu gampang, mereka tinggal pasang iklan lagi di platform lain," ujar Alfons.
"Pemerintah perlu melakukan langkah lain yang lebih efektif," tambahnya.
Alfons mengusulkan tiga solusi jangka pendek yang bisa diterapkan:
1. Lacak aliran uang melalui iklan
"Ikuti iklannya, lacak aliran uangnya," saran Alfons.
"Ini kuncinya. Kalau sudah ketahuan, lapor ke polisi," sambungnya.
Ia menjelaskan, para bandar judi online biasanya menggunakan nomor WhatsApp dan rekening bank untuk bertransaksi.
Dengan melacak aliran uang, pihak berwenang dapat mengidentifikasi identitas para bandar dan menjerat mereka secara hukum.
2. Periksa rekening dan transaksi bersama PPATK dan bank
"PPATK bisa melacak alur uangnya, nama rekeningnya kasih ke polisi," jelas Alfons.
"Bank juga bisa periksa identitas pemilik rekening," sambungnya.
Tindakan ini memungkinkan pendeteksian dan penindakan terhadap rekening yang digunakan untuk transaksi judi online, termasuk yang menggunakan KTP palsu.
3. Blokir IP Server judi online
Alfons mengapresiasi langkah pemerintah yang memblokir IP server judi online di Kamboja dan Filipina.
"Ini efektif karena memberi pukulan yang cukup besar bagi pelaku judi online," tegasnya.
Pemblokiran IP server diyakini lebih efektif dibandingkan hanya memblokir iklan, karena langsung menyerang jantung operasi judi online.
Dengan kombinasi strategi pelacakan uang, pemeriksaan rekening, dan pemblokiran IP server, diharapkan upaya pemberantasan judi online dapat lebih maksimal dan memberikan efek jera bagi para bandar judi slot, bandar togel, hingga admin judol sejenisnya di internet.
