Ilustrasi. OJK sudah memblokir ribuan terkait transaksi judi online. |
TAJAM.NET - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mengambil langkah tegas dalam memberantas judi online dengan memblokir ribuan rekening bank dan akun dompet digital yang terkait dengan aktivitas perjudian ilegal tersebut.
"Sejauh ini sudah ada 5.364 rekening bank dan 555 akun dompet digital yang diblokir," ujar Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (22/5).
Lebih lanjut, Mahendra menjelaskan bahwa OJK tidak hanya memblokir rekening terkait, namun juga menandai nama pemiliknya agar mereka tidak dapat membuka rekening di bank manapun di Indonesia.
"Kami akan lihat yang dari yang sudah diblokir ini untuk kita lakukan langkah-langkah lebih lanjut ya," kata Mahendra.
"Untuk melihat kemungkinan bagaimana nama-nama pemiliknya juga untuk menjadi orang-orang yang kemudian harus diperhatikan di seluruh bank, bukan hanya di bank-bank tempat rekening mereka diblokir," imbuhnya.
OJK bekerja sama dengan perbankan untuk mempelajari pola transaksi dan ciri-ciri rekening yang biasa digunakan untuk judi online. Hal ini bertujuan agar bank dapat menindaklanjuti dengan lebih cepat apabila ditemukan rekening mencurigakan.
"Kan rekening itu aktivitasnya punya pola ya, dan itu yang akan kami pahami dan selanjutnya Bank harus bisa enforce," ujar Mahendra.
Upaya pemberantasan judi online ini juga mendapat dukungan dari Presiden Joko Widodo. Beliau menginstruksikan pembentukan Satgas khusus yang beranggotakan lintas kementerian/lembaga.
"Sesuai arahan Bapak Presiden akan dibentuk satgas judi online di mana ketuanya Pak Menkopolhukam, ketua bidang pencegahannya Menkominfo, dan ketua penindakannya adalah Pak Kapolri," ujar Menkominfo Budi Arie Setiadi.
Pembentukan Satgas ini diharapkan dapat mempercepat proses pemberantasan judi online dan memberikan efek jera bagi para pelaku.
Langkah tegas OJK dan pemerintah ini sebagai upaya untuk melindungi masyarakat dari bahaya judi online yang dapat merusak moral dan merugikan secara finansial. Betapa tidak, para pelaku kerap mengiming-imingi korbannya melalui beberapa gimmick tipu daya, seperti prediksi prediksi sgp yang seolah mampu memberikan keuntungan besar. Faktanya, pola yang mereka terapkan hanya akan menguntung pihak bandar saja.