Mahasiswa Unair Juara 1 Esai Literasi Nasional 2025, Ajak Generasi Muda Tulis Ulang Sejarah Bangsa
![]() |
| Mahasiswa Unair juara 1 Esai Literasi Nasional 2025, ajak generasi muda tulis ulang sejarah bangsa. (Dok. Ist) |
TAJAM.NET — Mahasiswa Program Studi Ilmu Sejarah Universitas Airlangga, Daniel Trisakusumo, berhasil mengharumkan nama kampusnya setelah meraih Juara 1 Kompetisi Esai Inkubator Literasi Pustaka Nasional Jawa Timur 2025.
Ajang bergengsi tersebut digelar oleh Perpusnas Press bekerja sama dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur (Disperpusip Jatim).
Kompetisi yang berlangsung sejak 24 Juli hingga 3 September 2025 ini diikuti oleh para penulis muda dari berbagai daerah di Jawa Timur.
Penyerahan sertifikat dan penghargaan kepada para pemenang dilakukan secara simbolis pada 25 September 2025 di Kantor Disperpusip Jatim, Surabaya.
Daniel berhasil menjadi yang terbaik lewat esainya yang berjudul “Sejarah yang Direbut, Narasi yang Dipalsukan: Saatnya Generasi Muda Menulis Kembali Bangsanya.
” Karya tersebut ditulis dengan mengusung tema besar “Menulis Demi Generasi Literat.”
Ajak generasi muda menulis sejarah Versi mereka sendiri
Dalam esainya, Daniel menyoroti bahwa penulisan sejarah di Indonesia selama ini kerap didominasi oleh sudut pandang para pemenang dan digunakan sebagai alat legitimasi kekuasaan.
Melalui tulisannya, ia mengajak generasi muda untuk menghadirkan narasi alternatif agar sejarah tidak hanya menjadi milik segelintir pihak.
"Sejarah bukan milik segelintir orang, melainkan terbuka bagi semua. Dengan menulis, generasi muda bisa menciptakan kesadaran kritis,” ujar Daniel.
Daniel mengungkapkan, tantangan terbesarnya adalah menyederhanakan isu kompleks tentang penulisan ulang sejarah agar tetap relevan dan mudah dipahami oleh kalangan muda.
Dalam esainya, ia memadukan teori sejarah dengan contoh konkret seperti peristiwa G30S dan Reformasi, serta menawarkan solusi nyata berupa kampanye digital dan kelas menulis sejarah rakyat.
“Saya belajar bahwa menulis esai bukan hanya soal menyampaikan argumen, tapi bagaimana menghidupkan gagasan agar pembaca merasa bisa ikut terlibat,” tambahnya.
Melalui karyanya, Daniel berharap semakin banyak generasi muda yang berani menulis dan merekam peristiwa bangsanya dari sudut pandang mereka sendiri.
Ia juga menegaskan bahwa sejarah seharusnya menjadi cerita bersama, bukan monopoli segelintir orang.
“Saya berharap sejarah tidak lagi hanya milik segelintir pihak, tapi menjadi cerita bersama bangsa,” pungkasnya.

