Iklan -- Scroll untuk lanjut membaca
Advertisement

Biaya Bikin Game Mobile di Jepang Tembus Puluhan Miliar, Ini Penyebabnya!

Biaya Bikin Game Mobile di Jepang Tembus Puluhan Miliar
Biaya Bikin Game Mobile di Jepang Tembus Puluhan Miliar. (Dok. Ist)

TAJAM.NET — Industri game mobile di Jepang tengah menghadapi lonjakan biaya produksi yang mengejutkan. Berdasarkan studi terbaru yang dirilis Japan Online Game Association (JOGA), tercatat bahwa biaya pengembangan satu game mobile di tahun 2024 naik drastis dibandingkan satu dekade lalu.

Laporan JOGA menyebutkan bahwa pengeluaran rata-rata untuk membuat game mobile kini mencapai 492 juta yen atau sekitar Rp54,28 miliar, meningkat 4,7 kali lipat dari tahun 2014.

Lonjakan biaya ini menjadi bukti nyata bahwa persaingan di pasar game Jepang makin sengit, menuntut kualitas lebih tinggi dan tim yang lebih besar.

Tak hanya dari sisi pengembangan, anggaran promosi juga melambung tinggi. Studi itu menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan game di Jepang kini menghabiskan 1,35 miliar yen (sekitar Rp148,95 miliar) untuk pemasaran semua produk mereka di tahun 2024. Angka ini naik 4 kali lipat dibanding satu dekade sebelumnya.

Kondisi tersebut mendorong banyak pengembang memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI). Studi ini mencatat sekitar 59% developer menggunakan ChatGPT, sementara 53% lainnya memanfaatkan teknologi seperti GitHub Copilot, Whisper, dan Adobe Firefly (43%) untuk mempercepat proses kerja mereka.

Lebih lanjut, 70% perusahaan dalam sektor game Jepang mengaku ingin mengintegrasikan AI dalam aktivitas mereka, terutama untuk menyusun konten, menganalisis selera pengguna, dan memprediksi perilaku gamer di masa depan.

Namun, adopsi AI tak luput dari kekhawatiran. Sekitar 26,5% pengembang merasa khawatir terhadap masalah hak cipta, sementara 26,4% pemain menyuarakan keresahan bahwa penggunaan AI berlebihan akan membuat game menjadi monoton dan kurang orisinal.

Temuan ini menggambarkan bagaimana transformasi besar terjadi dalam ekosistem pengembangan game mobile di Jepang. Antara kebutuhan efisiensi, tuntutan kualitas, dan kemajuan teknologi, para pelaku industri kini harus menavigasi tantangan yang semakin kompleks.

game